Anonim - Kamasan, Klungkung
"All art is an expression of a certain from spiritual life" (oleh J. Kats, Modern Art in Bali, 1939). Oleh karena pada jaman kerajinan dan lukisan tradisional, kesenian Bali mempunyai sejumlah aliran yang berbeda-beda, diawali dengan adanya pengaruh Hindu dari Jawa Timur antara abad ke-10 dan 15 masehi. Pengaruh ini, mempunyai karakter Hindu India, dapat ditemukan pada dekorasi atau ornamen-ornamen atau pada dinding-dinding rumah. Karya seni tertua ditemukan di daerah sekitar Klungkung dan Kamasan. Aliran Wayang klasik ini memperlihatkan bentuk stylistik yang kuat dengan perspektif yang sedikit berbeda dari gelap ke terang, yang dterbanyak adalah lukisan-lukisan dengan gambar-gambar Cerita Ramayana. Sekalipun demikian sebuah perubahan yang dalam perlu mendapat perhatian. Dari Sanur dan Singaraja ada bermacam-macam perbedaan dari lukisan-lukisan wayang yang dapat dikagumi. Bentuk-bentuk wayang dan cerita-ceritanya masih dapat dilihat di dalam lukisan-lukisan sekarang, dengan latar belakang yang sederhana tidak alami dan tanpa hiasan.
Dikutip dari keterangan pada dinding di Gedung "Aliran Wayang", Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali.
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1792 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Panji, putra dari Kerajaan Manggala mencari istrinya, Putri Rangkai Sari yang hilang setelah tersesat mengejar kupu-kupu mas utusan dari Dewa. (Cerita Gambuh). |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Informasi tahun pembuatan lukisan tidak diketahui. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Acrylic paint , Canvas |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Informasi tahun pembuatan lukisan tidak diketahui. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | mm x mm x mm |
Deskripsi | : |
Jatayu sebelum meninggal menyampaikan pesan kepada Rama bahwa Istrinya diculik oleh Rahwana. Dalam perjalanan untuk mencari istrinya, Rama bertemu Hanoman yang melaporkan adanya perkelahian antara Subali dan Sugriwa karena adanya kesalahpahaman antara kakak beradik tersebut. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Di dalam perhitungan Bali dikenal adanya 12 sasih (bulan) dimana tiap-tiap bulan terdiri dari 35 hari. Keduabelas sasih tersebut antara lain: Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanam, Kapitu, Kawolu, Kasanga, Kadasa, Jiyestha, Sadha. Masing-masing sasih terdapat Dewanya, arah/tempat, senjata, angka, warna dan lain-lain. Koleksi Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali. Sumbangan dari Mrs. M. Van Der Sleen - Van Wessem. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Maya Denawa menjadi sombong setelah mengalahkan Sumbawa dan Lombok. Dia menganggap dirinya sebagai Tuhan, memerintahkan rakyat untuk membakar Pura-pura dan memaksa rakyat untuk menyembah dirinya. Para Dewa menjadi sangat marah dan akhirnya Maya Denawa digempur oleh Citra Wirya yang turun ke Bumi. Maya Denawa tewas dan darahnya mengalir menjadi Sungai Petanu. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Arjuna yang sedang bertapa di Gunung Indrakila digoda oleh tujuh bidadari namun tidak terusik. Kemudian datanglah babi hutan yang mengguncang Gunung Indrakila. Arjuna keluar dari tempat bertapanya sambil membawa anak panah. Pada saat itu datang seorang pemburu jelmaan Dewa Siwa. Arjuna melepaskan panahnya. Kemudian terjadilah perebutan anak panah yang menancap pada seekor babi. Pemburu mengeluarkan naga dan Arjuna mengeluarkan Garuda. Perkelahian itu dimenangkan oleh Arjuna dan seketika pemburu itu berubah menjadi Dewa Siwa. Arjuna lalu menyembah dan dianugerahi senjata Winimba Sara. Informasi tahun pembuatan lukisan tidak diketahui. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Balinese Traditional Color , Clothes |
Tahun Pembuatan | : | 1800-1900 |
Dimensi Karya | : | mm x mm x mm |
Deskripsi | : |
Informasi tahun pembuatan lukisan tidak diketahui. |
Pelaku Seni | : | Anonim - Kamasan, Klungkung |
Medium | : | Hardboard , Tempera - Poster Color |
Tahun Pembuatan | : | 1941 |
Dimensi Karya | : | cm x cm x cm |
Deskripsi | : |
Koleksi Museum Puri Lukisan, Ubud, Bali. Sumbangan dari Tjokorda Gde Putra Sukawati. |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio
Indonesian Visual Art Archive |
|
Jalan Ireda Gang Hiperkes MG I-188 A/B, Kampung Dipowinatan, Keparakan, Yogyakarta 55152 | |
+62 274 375 262 | |
webmaster[at]ivaa-online.org |
Indonesian Visual Art Archive is licensed under a Creative Commons BY-NC Unported License
• Powered by OntelStudio